mencabik bilah bilah aksara
menampar langit langit imaji
berderap berlari menuntut jemari
segera tertoreh kata hati
bilakah kelam bukannya malam
tapi pelukan hangat batu pualam
kayaknya daku kudu bersiap mengangkat jemariku
dari detak aksara pada kiborku
walau ku tahu malam berjanji hangat
menebas rata degub jantung ...
tak ada ritme pada kemilau ini
tak ada birama pada alunan ini
seperti anggukan daun kelapa pada sang angin
tak sama.. tapi saling janji
seperti teriakan ombak memanggil pantai
tak sama.. tapi saling mengunjungi
biar kusapa sejenak tepi malam
kusapa pada gemuruhnya debur dada
bertanya pada gemintang
apakah matari berjanji padanya esok kan datang
kusapa ... tepi malam.. .... dan waktu terus berdentang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar