Rabu, 15 Februari 2012

ketika perasaan ..pikiran menghancurkan kekuatan raga...

kembali ku tatap jalan setapak yang kita lalui...
berkelok kelok naik turun menerjang kabut...
jalan ini sangat jelas dan sempurna...
terbuat dari dua hati yang saling terbuka dan percaya...
saling rangkul dan mengingatkan..
saling pinta dan mendukung...
jalan ini sangat bagus dan rata...
ketika hati ini bertaut ... semua rasa dan asa saling jaga...
saling rasa... walau sepatah huruf terumbar ... berjuta makna merasuk dan bermakna..
gurat gelap telah mencabik lembar putih ...
dan meluluh lantakan raga kita...
gurat gelap telah menetak asa percaya...
dan membakar tepi raga kita...
raga yang terus tergerus oleh gurat gelap gulita...
hamba tak suka gurat gelap itu...
hamba selalu ada disana .. menyulam sebelah jalan ...
hamba selalu ada disana.. menunggu adinda kembali mematut...
hamba tak bisa jalan pada sebelah muka..
hamba tak bisa menatap pada sebelah hati...
semua hari bagi hamba adalah selimut kasih sayang...
semua hari bagi hamba adalah selimut perhatian
semua hari bagi hamba adalah cahaya timur yang indah...
cahaya timur pada guratan senyum dan guratan kata...
.... pada tepian setapak hamba menatap kebelakang..
.... menatap sosok tersayang...
.... mari sini duhai embun pagi..
.... mari sini dewi rembulanku...
.... mari sini ... aku kan menunggu tatap erat matamu...
lupakan gurat gelap yang menyampirimu kemarin...
lupakan gurat gelap yang membuatmu tertatih...
lupakan gurat gelap yang merajang asamu...
mari sini adinda .... hamba bersimpuh menanti senyum pagimu...

be here....dalam selimut harapan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar