Rabu, 17 Agustus 2011

Kala Rindu Menderu,...

Berhubungan lewat maya seperti yang kami lakukan ,. meski sepertinya simpel tetapi tetap melibatkan perasaan. Seperti rasa marah, kesal, cemburu, sayang , bosan dan rindu  itu tetap saja mewarnai. Seperti yang kurasakan kali ini,.. ketika rasa rindu menderaku,.. tak ada yang bisa kulakukan kecuali memandangi jendela chat kami,.. atau mencari jejak status terakhirnya,.. ketika itu semua tak mampu memuaskan rindu ini hanya satu lagi cara yang kulakukan yaitu menyebut namanya dalam hati serta berharap dia dapat menangkap sinyal- sinyal yang kukirimkan lewat hati. Hehehehe,.. dah kaya telepati aja,.. wallahu a'lam,.. 


Mencintai seperti kami dibutuhkan banyak pengertian,.. dan kepandaian memahami sikon yang ada,.. gak bisa mentang-mentang ingin begini terus begini. Karena kalau selalu dipaksakan malah akan mambuat kacau mood dan konsentrasi ke hal lainnya yang lebih penting . Be pernah menyadarkan ku tentang ini,..


mencintai angin harus menjadi siut
mencintai air harus menjadi ricik
mencintai gunung harus menjadi terjal
mencintai api harus menjadi jilat
mencintai cakrawala harus menebas jarak
mencintaimu  harus menjadi aku

Kerinduan kami meski melibatkan rasa hanya bisa terpuaskan lewat deretan aksara yang disusun sedemikian rupa untuk mewakili perasaan yang kami rasakan.  dan telah kami sadari hanya bisa dengan cara ini,.. karena jarak yang membatasi. Tapi inipun lebih terasa menyentuh sampai dasar hati yang terdalam,.. seperti yang Be pernah rasakan juga 


terkadang.. menatap kehidupan melalui aksara..
lebih terasa .. menebas asa.. dan rasa
terkadang... menatap langit biru tak melulu jernih
lebih terasa ... memancang laluna kedalam benih

terkadang.... susupan rasa gilaku merajam
lebih terasa ... menyayat dinding hari dengan tajam
gelora kecil ini hanya bilah haluan...
gelora kecil ini berjajar menjuju tepian..

telungkup telapak tanganku bergetar rindu
menjerit.. berteriak.. dan membisu
bilakah datang sangyang swandagni....
meremas alunan sang bayu di kedalaman ilalang
menyeret bathin raga terlempar pada mimpi..


Yah seperti malam ini ketika kumerindumu,.. ada sesak menghimpit dadaku,.. dan aku hanya bisa lirih menyebut namamu,.. sedang suaraku sendiri hilang tertelan keheningan malam,... sementara biarlah kusimpan rinduku di kalbu,.. Kan kusampaikan nanti kalau waktu t'lah berpihak padaku,..

Jika langit masih mungkin ku daki... mungkin aku akan kibarkan sajadah di lipatan awan... 
jika langit masih biru putih... mungkin aku akan berjingkat menuju tepi jalan,... by Be 

Kamu amat sering menghiburku jika kumerajuk karena rindu,.. dan itu selalu mampu meluluhkan aku,. seperti yang pernah kamu katakan dulu,...



belikan aku sedetik waktu
aku mau duduk di sebelahmu
belikan aku sekejap cahaya
aku mau memegangmu karena cinta

belikan aku sehembus angin..
agar terampas udara yang dingin
belikan aku sepenggal kata..
agar bisa kulihat semua mata...

kamu tahu... gunung sering tinggi disana menatap lautan
tapi dengan lautan.. gunung bisa berkaca ..

kamu tahu... malam tak pernah bercengkrama dengan siang
tapi dia berdampingan di pagi dan sore hari

kamu tahu.. bulan tak pernah memeluk matahari...
tapi bulan menerima cahayanya

itulah yang dinamakan cinta dear,...



merindumu Be,.. amat merindumu,....


pualam senja beranjak pergi, 
meninggalkan ruang untuk malam, 
cahya temaram bintang kebiruan, 
sejukkan lengkung rindu di semilir bayu....





dee,..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar